Jumat, 19 Maret 2010

LIDAH


LIDAH
 oleh: Hamiruddin, Muh. S.


“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam” (HR. Bukhori dan Muslim)

Lidah, suatu alat indra yang diberikan oleh  Allah, fungsinya untuk berbicara, yang tentunya berbicara tentang kebenaran dan kebajikan, untuk menyampaikan ketauhidan dan keesaaan Allah serta hubungan dengan manusia. Hubungan dengan manusia disini maksudnya dalam hal lancarnya suatu aktifitas kehidupan.
Nabi selalu berpesan pada umatnya agar hati-hati menjaga lidah. Karena dari lidahlah tumbuh kedengkian, keirian dan dapat mengakibatkan pembunuhan. Rasulullah bersabda :
Tiada satupun dari tubuh, yang tiada mengadu kepada Allah tentang lidah diatas ketajamannya”
                Begitu wanti-wantinya nabi berpesan kepada ummatnya agar menjaga lidah, karena lidah yang tak terjaga lebih tajam dari pisau.
                Abad sekarang disebut abad informasi. Begitu pentingnya informasi sehingga kalau tidak cekatan para penguber berita mencari berita, maka mereka tidak akan siap menghilangkan dahaga masyarakat akan informasi. Yang untuk semuanya itu memakan biaya yang sangat besar. Keadaan ini tentu saja tak luput dari pentingnya peranan lidah.
                Dari mulai kampung, desa, kota, berita begitu cepatnya menyebar lewat lidah juga, baik yang melalui isyu, gosip atau desas-sesus. Tapi terkadang berita atau peristiwa itu akan menjadi lain tak kalah kita bertanya pada orang terakhir yang menerima berita. Begitu banyaknya bumbu-bumbu penyedap yang mengakibatkan berita itu menjadi lain sama sekali.Kejadian ini banyak terjadi bukan hanya ditempat-tempat non formal tetapi juga ditempat-tempat formal, misalnya di sekolah kampus atau bahkan kantor !
                Kita sebagai generasi muda yang selalu konsisten dan mempunyai semangat Islam yang tinggi, tentu akan membuang jauh-jauh sifat-sifat tercela yang akan membawa kemudharatan dan kezaliman. Suatu perbuatan dosa yang terus dipupuk dan dipelihara bersama-sama, betapa kasihannya umat setelah kita yang akan memikul tradisi yang mengakibatkan dosa.
                Hendaknya agar lidah kita terjaga dari tradisi yang berdosa itu, kita berbicara yang baik-baik saja yang mengandung arti dan faedah, dan jangan membicarakan sesuatu yang hanya menyia-nyiakan waktu dan membuat payah bagi dia. Dalam Al Qur’an Allah menegaskan :
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata. “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil:. (28 : 55)
Dalam hal ini ditegaskan juga oleh sebuah hadist nabi sebagai berikut :
“Barang siapa menjaga dari kejahatan qabqabnya (perut), dzabdzabnya (kemaluan) dan laqlaqnya (lidah), niscaya ia akan terjaga dari kejahatan seluruhnya”. (HR. Abu Mansur Ad Dailami dari anas).
                Dari mulai dinilah kita menjaga lidah kita dari gosip, isyu dan perkataan yang akan mengakibatkan dosa. Selain tiga hal tersebut yang disebabkan oleh kejahatan lidah, masih ada beberapa hal yang mengakibatkan penyakit hati dan juga disebabkan oleh lidah.

MENYUMPAH ATAU MENGUTUK

Menyumpah adalah perkataan kasar dan tak senonoh yang ditumpahkan kepada seseorang yang tak berkenan dihati kita. Kejahatan yang dilakukan oleh lisan ini karena kurangnya kendali diri dan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai kendali tentu akan memperhatikan dan berhati-hati dalam berucap. Sabda Nabi sbb :“Jiwa seorang mu’min bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji dan berlidah kotor” (HR. Turmudzi dari Ibnu Mas’ud, dengan isnad shahih)

BERBANTAH-BANTAHAN DAN BERTENGKAR
Berbantah-bantahan dan bertengkar juga menandakan kurangnya iman dan jiwa yang tak tenang. Kejahatan lidah ini apabila dibiarkan terus maka akan terjadi perpecahan, yang mengakibatkan Ukhuwah Islamiah tidak terwujud. Sabda Nabi sbb :“Jangan kamu berbantah-bantahan dengan saudaramu, jangan kamu bersenda gurau dan jangan menjanjikan dengan dia suatu janji, lalu engkau menyalahi janji  itu”. (HR. Turmudzi dan Ibnu Abbas)

PERKATAAN YANG BERLEBIH-LEBIHAN

                Pemborosan tidak hanya uang tetapi ucapanpun dilakukan oleh manusia. Perkataan yang berlebih-lebihan ini adalah perbuatan tercela. Karena mengatakan hal-hal yang tak perlu, terlalu membesar-besarkan yang seharusnya cukup satu patah kata. Kalau kita ulangi dan kita tambahkan ini artinya melebihi dari keperluan. Dan ini artinya kita bersikap boros. Perbuatan boros yang tak terkendali sangat dicela dalam Islam. Lidah apabila banyak memuji, walaupun terkadang benar, ditakutkan  akan diombang-ambingkan oleh syetan, akan kata-kata tambahan yang tak perlu itu. Apalagi kalau kata yang berlebihan itu hanya kebohongan belaka maka sangat berdosalah kita. Nabi Muhammad SAW berdabda :“Berbahagialah orang-orang yang menahan kelebihan dari lidahnya dan membelanjakan kelebihan dari hartanya. (HR. Al Baihaqy, dll)

SENDA GURAU

                Senda gurau dalam hal iniadalah senda gurau yang menjauhkan hati kita kepada Allah, senda gurau yang mengakibatkan kita lupa kepada Allah. Berlebih-lebihan dalam senda gurau akan mempusakai banyak tertawa. Banyak tertawa itu mematikan hati dan mewarisi kedengkian pada sebagian keadaan, menjatuhkan kehebatan diri dan kemuliaan. Hendaknya kita bersenda gurau dengan beroientasi kepada nabi, nabi bersenda gurau untuk mengatakan sesuatu secara benar agar tidak terjadi kesalah pahaman atau mengakibatkan orang lain tersinggung Nabi SAW bersabda :“Sesungguhnya aku bersenda gurau dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar”. (HR. Ibnu Abid Dun-ya dari Abi Hurairah)

JANJI PALSU

                Janji palsu sering kita lakukan karena tidak adanya rasa tanggung jawab akan kata yang sudah kita ucapkan, atau suatu kesanggupan yang kita ucapkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Walaupun kita sanggup  yang kita ucapkan masih dalam tanda tanya asalkan kita senang maka kita dengan seenaknya menyatakan janji untuk melakukannya walaupun hanya kebohongan belaka. Yang demikian itu sebagian dari tanda-tanda orang munafiq. Allah Ta’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang  beriman ! Tepatilah segala janji”. (Al Maidah : 1)
                Hendaklah kalau berjanji ucapkanlah Insya Allah (lihat QS. 18 : 23 – 24) apabila dlam berjanji memang sudah ada keteguhan untuk tidak menepati, maka ini namanya munafiq.

SUKA MENGHINA DAN MENERTAWAKAN

Suka menghina dan menertawakan orang lain adalah tipe orang yang sombong, yang merasa lebih hebat dari orang lain. Yang selalu merasa benar, orang lain selalu salah. Orang-orang seperti ini akan sulit diterima orang lain. Mungkin ketika kita menghina atau mencemooh, orang yang kita hina diam saja. Tapi apakah kita tahu hati orang tersebut? Barangkali ia sakit hati. Tapi karena rasa hormatnya kepada kita maka sakit hatinya hanya disimpan saja.
Akhirnya orang tersebut akan mempunyai penyakit hati disebabkan kesalahan kita. Barangkali tidak mustahil suatu saat, maka meledaklah amarah orang tersebut. Ini juga akan merusak Ukhuwah Islamiah. Kita membiarkan orang lain berdosa karena penyakit tersebut. Dan kita sendiripun menanggung dosa yang barangkali lebih besar dari orang yang kita hina, karena kita telah melakukan dua dosa yaitu menghina dan menertawakan (sombong) serta membiarkan orang lain melakukan dosa (penyakit hati).
Sebagaimana ulama berkata :. “Janganlah engkau berbuat dosa walaupun dalam keadaan terpaksa dan janganlah engkau merangsang orang lain untuk berbuat serupa, sehingga engkau berdosa dua kali “. Jadi menghina dan menertawakan, kedua-duanya diharamkan, seperti firman Allah dalam Al Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah segolongan laki-laki menghina segolongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina itu) lebih baik dari mereka (yang menghina). Dan janganlah perempuan (menghina) golongan perempuan lainnya. Boleh jadi (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina)”. (Al Hujurat : 11)
Mu’adz bin Jabal berkata. Nabi SAW bersabda :
“Barang siapa memalukan saudaranya dengan dosa yang telah ditobatinya, maka ia tidak akan mati sebelum ia mengerjakan dosa itu”.

IFSYAUS SIRRI

                Ifsyaus sirri adalah membuka rahasia, bahaya lidah ini juga akan memecahkan Ukhuwah Islamiah, orang yang suka membuka rahasia adalah tanda-tanda orang munafiq. Membuka rahasia orang lain menandakan bahwa ia seorang yang tidak bisa diberi amanah.
Rasulullah bersabda :“Pembicaraan di antara kamu itu adalah termasuk amanah”. (HR. Ibnu Abid Dun-ya dari Ibnu Syihab, hadist mursal).

DUSTA PADA UCAPAN DAN SUMPAH

Dusta adalah perbuatan lidah yang paling berbahaya apalagi menyebut nama Allah untuk meyakinkan akan dusta yang dilakukannya. Nabi SAW bersabda :              “Amat besarlah khianatnya, bahwa engkau berbicara suatu pembicaraan dengan saudaramu, dimana di membenarkan engkau dan engkau dusta dengan pembicaraan tersebut”. (HR. Bukhari, Thabrani dan lain-lain).
                Do’a Rasulullah SAW agar dihilangkan penyakit lidah untuk berdusta :
                “Ya Allah Tuhanku ! Sucikanlah hatiku dari nifaq, kemaluanku dari zina dan lidahku dari dusta”. (HR. Khatib dari Abu Sa’id, isnadnya Dha’if)
                Itulah bahaya-bahaya dari lidah yang tak terpelihara. Kita sebagai muslim wajib memperbaiki akhlak kita, karena hanya orang-orang sombong yang merasa tidak pernah berdosa, dan sedikitlah kesungguhan untuk beribadah. Sedangkan orang-orang yang sholeh ialah orang yang merasa dirinya serba kekurangan, dan selalu memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain dalam hal kebenaran. Semoga kita termasuik orang-orang yang beruntung, Amiiiiin.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Pencarian