LIDAH
oleh: Hamiruddin, Muh. S.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam” (HR. Bukhori dan
Muslim)
Lidah, suatu alat indra yang
diberikan oleh Allah, fungsinya untuk
berbicara, yang tentunya berbicara tentang kebenaran dan kebajikan, untuk
menyampaikan ketauhidan dan keesaaan Allah serta hubungan dengan manusia.
Hubungan dengan manusia disini maksudnya dalam hal lancarnya suatu aktifitas
kehidupan.
Nabi
selalu berpesan pada umatnya agar hati-hati menjaga lidah. Karena dari lidahlah
tumbuh kedengkian, keirian dan dapat mengakibatkan pembunuhan. Rasulullah
bersabda :
“Tiada satupun
dari tubuh, yang tiada mengadu kepada Allah tentang lidah diatas ketajamannya”
Begitu wanti-wantinya nabi
berpesan kepada ummatnya agar menjaga lidah, karena lidah yang tak terjaga
lebih tajam dari pisau.
Abad sekarang disebut abad
informasi. Begitu pentingnya informasi sehingga kalau tidak cekatan para
penguber berita mencari berita, maka mereka tidak akan siap menghilangkan
dahaga masyarakat akan informasi. Yang untuk semuanya itu memakan biaya yang
sangat besar. Keadaan ini tentu saja tak luput dari pentingnya peranan lidah.
Dari mulai kampung, desa, kota,
berita begitu cepatnya menyebar lewat lidah juga, baik yang melalui isyu, gosip
atau desas-sesus. Tapi terkadang berita atau peristiwa itu akan menjadi lain
tak kalah kita bertanya pada orang terakhir yang menerima berita. Begitu
banyaknya bumbu-bumbu penyedap yang mengakibatkan berita itu menjadi lain sama
sekali.Kejadian ini banyak terjadi bukan hanya ditempat-tempat non formal
tetapi juga ditempat-tempat formal, misalnya di sekolah kampus atau bahkan
kantor !
Kita sebagai generasi muda yang
selalu konsisten dan mempunyai semangat Islam yang tinggi, tentu akan membuang
jauh-jauh sifat-sifat tercela yang akan membawa kemudharatan dan kezaliman.
Suatu perbuatan dosa yang terus dipupuk dan dipelihara bersama-sama, betapa
kasihannya umat setelah kita yang akan memikul tradisi yang mengakibatkan dosa.
Hendaknya agar lidah kita
terjaga dari tradisi yang berdosa itu, kita berbicara yang baik-baik saja yang
mengandung arti dan faedah, dan jangan membicarakan sesuatu yang hanya
menyia-nyiakan waktu dan membuat payah bagi dia. Dalam Al Qur’an Allah
menegaskan :
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak
bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata. “Bagi kami
amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak
ingin bergaul dengan orang-orang jahil:. (28 : 55)
Dalam hal ini
ditegaskan juga oleh sebuah hadist nabi sebagai berikut :
“Barang siapa menjaga dari kejahatan qabqabnya (perut), dzabdzabnya
(kemaluan) dan laqlaqnya (lidah), niscaya ia akan terjaga dari kejahatan
seluruhnya”. (HR. Abu Mansur Ad Dailami dari anas).
Dari mulai dinilah kita menjaga
lidah kita dari gosip, isyu dan perkataan yang akan mengakibatkan dosa. Selain
tiga hal tersebut yang disebabkan oleh kejahatan lidah, masih ada beberapa hal
yang mengakibatkan penyakit hati dan juga disebabkan oleh lidah.
MENYUMPAH ATAU MENGUTUK
Menyumpah
adalah perkataan kasar dan tak senonoh yang ditumpahkan kepada seseorang yang
tak berkenan dihati kita. Kejahatan yang dilakukan oleh lisan ini karena
kurangnya kendali diri dan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai kendali
tentu akan memperhatikan dan berhati-hati dalam berucap. Sabda Nabi sbb :“Jiwa
seorang mu’min bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji dan berlidah
kotor” (HR. Turmudzi dari Ibnu Mas’ud, dengan isnad shahih)
BERBANTAH-BANTAHAN
DAN BERTENGKAR
Berbantah-bantahan
dan bertengkar juga menandakan kurangnya iman dan jiwa yang tak tenang.
Kejahatan lidah ini apabila dibiarkan terus maka akan terjadi perpecahan, yang
mengakibatkan Ukhuwah Islamiah tidak terwujud. Sabda Nabi sbb :“Jangan kamu
berbantah-bantahan dengan saudaramu, jangan kamu bersenda gurau dan jangan
menjanjikan dengan dia suatu janji, lalu engkau menyalahi janji itu”. (HR. Turmudzi dan Ibnu Abbas)
PERKATAAN YANG BERLEBIH-LEBIHAN
Pemborosan tidak hanya uang
tetapi ucapanpun dilakukan oleh manusia. Perkataan yang berlebih-lebihan ini
adalah perbuatan tercela. Karena mengatakan hal-hal yang tak perlu, terlalu
membesar-besarkan yang seharusnya cukup satu patah kata. Kalau kita ulangi dan
kita tambahkan ini artinya melebihi dari keperluan. Dan ini artinya kita
bersikap boros. Perbuatan boros yang tak terkendali sangat dicela dalam Islam.
Lidah apabila banyak memuji, walaupun terkadang benar, ditakutkan akan diombang-ambingkan oleh syetan, akan
kata-kata tambahan yang tak perlu itu. Apalagi kalau kata yang berlebihan itu
hanya kebohongan belaka maka sangat berdosalah kita. Nabi Muhammad SAW berdabda
:“Berbahagialah orang-orang yang menahan kelebihan dari lidahnya dan
membelanjakan kelebihan dari hartanya. (HR. Al Baihaqy, dll)
SENDA GURAU
Senda gurau dalam hal iniadalah
senda gurau yang menjauhkan hati kita kepada Allah, senda gurau yang
mengakibatkan kita lupa kepada Allah. Berlebih-lebihan dalam senda gurau akan
mempusakai banyak tertawa. Banyak tertawa itu mematikan hati dan mewarisi
kedengkian pada sebagian keadaan, menjatuhkan kehebatan diri dan kemuliaan.
Hendaknya kita bersenda gurau dengan beroientasi kepada nabi, nabi bersenda
gurau untuk mengatakan sesuatu secara benar agar tidak terjadi kesalah pahaman
atau mengakibatkan orang lain tersinggung Nabi SAW bersabda :“Sesungguhnya
aku bersenda gurau dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar”. (HR. Ibnu Abid
Dun-ya dari Abi Hurairah)
JANJI PALSU
Janji palsu sering kita lakukan
karena tidak adanya rasa tanggung jawab akan kata yang sudah kita ucapkan, atau
suatu kesanggupan yang kita ucapkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Walaupun kita sanggup yang kita ucapkan
masih dalam tanda tanya asalkan kita senang maka kita dengan seenaknya
menyatakan janji untuk melakukannya walaupun hanya kebohongan belaka. Yang
demikian itu sebagian dari tanda-tanda orang munafiq. Allah Ta’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman !
Tepatilah segala janji”. (Al Maidah : 1)
Hendaklah kalau berjanji
ucapkanlah Insya Allah (lihat QS. 18 : 23 – 24) apabila dlam berjanji
memang sudah ada keteguhan untuk tidak menepati, maka ini namanya munafiq.
SUKA MENGHINA DAN MENERTAWAKAN
Suka
menghina dan menertawakan orang lain adalah tipe orang yang sombong, yang
merasa lebih hebat dari orang lain. Yang selalu merasa benar, orang lain selalu
salah. Orang-orang seperti ini akan sulit diterima orang lain. Mungkin ketika
kita menghina atau mencemooh, orang yang kita hina diam saja. Tapi apakah kita
tahu hati orang tersebut? Barangkali ia sakit hati. Tapi karena rasa hormatnya
kepada kita maka sakit hatinya hanya disimpan saja.
Akhirnya orang tersebut akan
mempunyai penyakit hati disebabkan kesalahan kita. Barangkali tidak mustahil
suatu saat, maka meledaklah amarah orang tersebut. Ini juga akan merusak
Ukhuwah Islamiah. Kita membiarkan orang lain berdosa karena penyakit tersebut.
Dan kita sendiripun menanggung dosa yang barangkali lebih besar dari orang yang
kita hina, karena kita telah melakukan dua dosa yaitu menghina dan menertawakan
(sombong) serta membiarkan orang lain melakukan dosa (penyakit hati).
Sebagaimana
ulama berkata :. “Janganlah engkau berbuat dosa walaupun dalam keadaan
terpaksa dan janganlah engkau merangsang orang lain untuk berbuat serupa,
sehingga engkau berdosa dua kali “. Jadi menghina dan menertawakan,
kedua-duanya diharamkan, seperti firman Allah dalam Al Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah segolongan
laki-laki menghina segolongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina itu)
lebih baik dari mereka (yang menghina). Dan janganlah perempuan (menghina)
golongan perempuan lainnya. Boleh jadi (yang dihina) lebih baik dari mereka
(yang menghina)”. (Al Hujurat : 11)
Mu’adz
bin Jabal berkata. Nabi SAW bersabda :
“Barang siapa memalukan saudaranya dengan dosa yang
telah ditobatinya, maka ia tidak akan mati sebelum ia mengerjakan dosa itu”.
IFSYAUS SIRRI
Ifsyaus sirri adalah membuka
rahasia, bahaya lidah ini juga akan memecahkan Ukhuwah Islamiah, orang yang
suka membuka rahasia adalah tanda-tanda orang munafiq. Membuka rahasia orang
lain menandakan bahwa ia seorang yang tidak bisa diberi amanah.
Rasulullah bersabda
:“Pembicaraan di antara kamu itu adalah termasuk amanah”. (HR. Ibnu Abid
Dun-ya dari Ibnu Syihab, hadist mursal).
DUSTA PADA UCAPAN DAN SUMPAH
Dusta
adalah perbuatan lidah yang paling berbahaya apalagi menyebut nama Allah untuk
meyakinkan akan dusta yang dilakukannya. Nabi SAW bersabda : “Amat besarlah khianatnya,
bahwa engkau berbicara suatu pembicaraan dengan saudaramu, dimana di
membenarkan engkau dan engkau dusta dengan pembicaraan tersebut”. (HR. Bukhari,
Thabrani dan lain-lain).
Do’a Rasulullah SAW agar
dihilangkan penyakit lidah untuk berdusta :
“Ya Allah Tuhanku !
Sucikanlah hatiku dari nifaq, kemaluanku dari zina dan lidahku dari dusta”.
(HR. Khatib dari Abu Sa’id, isnadnya Dha’if)
Itulah bahaya-bahaya dari lidah
yang tak terpelihara. Kita sebagai muslim wajib memperbaiki akhlak kita, karena
hanya orang-orang sombong yang merasa tidak pernah berdosa, dan sedikitlah
kesungguhan untuk beribadah. Sedangkan orang-orang yang sholeh ialah orang yang
merasa dirinya serba kekurangan, dan selalu memperbaiki dirinya dan memperbaiki
orang lain dalam hal kebenaran. Semoga kita termasuik orang-orang yang
beruntung, Amiiiiin.