Kamis, 25 Maret 2010

MILAD KAMMI Ke 12 Tahun


Milad XII KAMMI

Hari, tanggal : Sabtu, 27 Maret 2010
Pukul : 19.00 s.d. selesai
Tempat : Wisma Graha Pemuda, Menpora, Jakarta

Susunan Acara dan Waktu Acara

19.00 Pembukaan
19.01-19.05 Pembacaan Kalam Ilahi
19.06-19.10 Menyanyikan LAgu Kebangsaan “ Indonesia Raya”
19.11-19.15 Laporan Ketua Panitia
19.16-19.30 Apresiasi Seni
19.31-19.50 Sambutan Alumni KAMMI
19.51-20.30 Orasi Tokoh oleh :
Menpora, DR. Andi A. Mallarangeng
DR. HM. Hidayat Nur Wahid, MA
DR. Marwah Daud Ibrahim
Arifin Panigoro
20.31-21.10 Pengumuman- Pengumuman:
Penerima Beasiswa KAMMI
Pemenang MARS KAMMI
Penghargaan Pemuda Prestatif
Launching Buku karya Kader KAMMI
21.11-21.25 Puisi Budaya
21.26-21.50 Orasi Ketua Umum PP KAMMI
21.51-21.00 Pemotongan Tumpeng
22.00-22.05 Pembacaan Do’a
22.06 Penutup

Senin, 22 Maret 2010

Renungan ku Hari Ini, Esok, Hingga Sakratul Maut

Renungan ku Hari Ini, Esok, Hingga Sakratul Maut
oleh: Jeanny Muslimah - on Facebook
posting By: Akhina Yusuf  El Amir 

Bismillahir rohmanir rohiim.
Assalamua’laykum wr.wb.
Saudara-saudariku yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala…

Bagaimanakah Cara Mengintrospeksi Diri?
Kewajiban seorang muslim itu adalah, hendaknya ia selalu melakukan introspeksi terhadap dirinya sendiri sebelum mengucapkan perkataan atau mengerjakan suatu amal perbuatan, serta setelah mengucapkan atau mengerjakannya. Inilah dasar dalam melakukan introspeksi dan itu harus
senantiasa menyertai seorang hamba selama ia masih hidup. Ini termasuk salah satu tanda taufik Allah ta’ala bagi hamba-Nya.
 
Imam Ibnu Qayyim dan Ibnu Jauzi r.a. menyebutkan tentang waktu-waktu dalam sehari atau semalam yang seharusnya seorang muslim itu melakukan introspeksi terhadap dirinya.

Ketika berbicara tentang sebab-sebab yang dapat menyelamatkan dari azab kubur, Ibnu Qayyim r.a. berkata, “Yang paling bermanfaat adalah, hendaknya seorang itu duduk sejenak karena Allah ketika hendak tidur untuk melakukan introspeksi kepada dirinya terhadap kerugian apa yang diterimanya pada hari itu, dan juga keuntungan apa yang didapatkan. Kemudian memperbarui tobat yang tulus antara ia dengan Allah. Lalu ia tidur dalam keadaan telah bertobat dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya jika telah bangun dari tidur.

Hendaknya ia melakukan hal ini setiap malam. Jika ia mati pada malam itu juga, berarti ia mati dalam tobat. Jika ia terbangun dari tidur, berarti ia dapat bangun untuk melakukan amal perbuatan dengan keadaan gembira terhadap penagguhan ajalnya hingga menghadap Rabb-nya, dan menggapai apa yang luput darinya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba dari pola tidur seperti ini. lebih-lebih bila setelah itu disertai dengan zikir kepada Allah dan mengamalkan sunnah-sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. saat hendak tidur hingga tertidur. Maka, siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapatkan kebaikan, maka Dia merestuinya untuk melakukan amal-amal tersebut. Tidak ada kekuatan kecuali dengan izin Allah.” (dikutip dari Ar-Ruh halaman 186, Muhammad Sakar).

Ibnu Jauzi r.a. berkata, jika seorang hamba telah selesai mengerjakan sholat subuh, hendaknya ia mengosongkan hatinya dalam sesaat untuk menyampaikan persyaratan kepada jiwanya. Lalu berkata kepada jiwanya: Aku tidak memiliki barang perbekalan kecuali umur. Maka jika modal ini telah sirna dariku, akan menjadi suramlah perdaganganku dan juga dalam mencari keuntungan. Ini adalah hari baru yang ditangguhkan oleh Allah bagiku, termasuk ajalku yang masih diberi waktu dan menganugerahkannya kepadaku. Seandainya Allah mewafatkanku, niscaya aku akan berangan-angan sekiranya Allah mengembalikanku ke dunia lagi hingga aku dapat melakukan amal kebaikan.

Hai jiwa, perhitungkanlah itu, andai kamu sudah diwafatkan kemudian dikembalikan lagi. Maka janganlah kamu membuang kesempatan hari ini dengan sia-sia, dan ketahuilah bahwa waktu siang dan malam itu hanya 24 jam, dan bagi seorang hamba itu dihamparkan pada setiap hari 24 peti yang dijajarkan, lalu dibukakan baginya satu peti dan ia pun melihatnya ternyata peti itu penuh dengan cahaya kebaikan-kebaikannya yang telah dilakukannya pada saat itu. Ia pun merasakan kegembiraan lantaran menyaksikan cahaya-cahaya itu.

Cahaya-cahaya yang seandainya dibagikan kepada penghuni neraka, niscaya mereka akan tertegun kagum lantaran membandingkan pedihnya siksa neraka. Lalu peti lainnya dibukakan baginya, warnanya hitam gelap dan aromanya menyeruak serta ditutupi oleh kegelapannya. Itulah saat yang digunakan dalam bermaksiat kepada Allah ta’ala. Maka ia terperanjat dan merasa hina yang seandainya dibagikan kepada penghuni surga, niscaya akan mengusik kenikmatan yang mereka rasakan. Peti yang lainnya pun dibuka dalam keadaan kosong, di dalamnya tidak terdapat apa-apa yang mengusik tidak pula menyenangkan. Itulah saat yang dipergunakannya untuk tidur, atau kalalaian, atau sibuk dengan hal-hal yang mubah. Ia pun bingung terhadap kekosongan peti itu dan dampak yang ditanggungnya seperti orang yang mampu mendapatkan keuntungan yang banyak, tapi ia melalaikannya hingga keuntungan itu luput darinya.

Demikianlah berbagai macam peti waktu-waktunya dihadapkan kepadanya sepanjang umurnya. Lalu berkata kepada jiwanya: Bersungguh-sungguhlah kamu pada hari ini dengan memenuhi petimu dengan kebaikan-kebaikan, jangan biarkan ia kosong dan jangan condong kepada kemalasan, kerendahan, dan kenyamanan tanpa amal perbuatan, akibatnya kamu tidak bisa mencapai derajat orang-orang yang mendapatkan catatan-catatan amal kebaikan sebagaimana yang bisa dicapai oleh orang selainmu. (dikutip dari Mukhtashar Minhajul Qashidin, halaman 371).

Wahai saudara-saudariku yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala…

Sungguh hati dan jiwa ini bergetar, dan air mata haru pun senantiasa membasahi pipi ini, yakni ketika aku mempelajari pemahaman tersebut di atas, lalu mengamalkannya hingga hari ini. Semoga hal tersebut dapat membawa manfaat, serta dapat pula kita amalkan dengan tujuan mengharap ridho dari Allah subhanahu wa ta’ala, aamiin …

Allah subhanahu wa ta’ala kita tercinta yang berfirman :
“Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi mengingatkan agar mereka bertakwa.” (QS.Al-An’aam {6}: 69).

Sungguh Maha benar Allah dengan segala
firman-Nya.
Wassalamua’laykum wr.wb.

IKHLAS DALAM BERDA’WAH

IKHLAS DALAM BERDA’WAH

“Ambillah semua dunia kalian, biarkanlah hatiku bebas lepas terasing, sesungguhnya akulah orang yang paling banyak kekayaannya meskipun kalian kira seorang diri yang terpasung”

Mendefinisikan Tujuan
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada pertolongna Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakal dan hanya Kepada-Nya-lah Aku kembali.” (QS. Hud:88)

Generasi Ghuroba (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka.` Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. Al-A'raf :: 51
  • Saat banyak orang terlelap nyenyak dalam buaian selimut, kau berdiri tegar dalam syahdunya qiyamulail.
  • Saat gosip, obrolan sia-sia, dan ghibah merebak, kau hiasi lisanmu dengan tilawah dan al-ma’sturat.
  • Saat masjid tak lagi ramai, kau kembali dengan majelis ilmu dan dzikir di dalamnya.
  • Saat kawan yang lain hanya bisa menghujat kemerosotan moral, kau tinggalkan jubah egois mu dan mengambil peran perbaikan dengan sejuta pengorbanan.
Engkaulah Qhurobah…
  • Orang yang senantiasa berbuat perbaikan, saat yang lain berbuat kerusakan.
  • Orang yang senantiasa bertambah iman, saat yang lain sedang turun.
  • Orang yang senantiasa menjunjung persatuan, saat yang lain berpecah belah.
  • Orang shalih yang sedikit, diantara banyaknya orang yang tak taat.
  • Orang yang senantiasa menghidupkan sunnah dan mengajarkannya pada manusia.
Sahabat, sudahkah kita menjadi ghuroba?
Seperti yang rasulullah salallahu alaihi wassalam sampaikan?
Sungguh, Beruntunglah engkau wahai ghuroba!
  • Yang merasa sakit ketika ummat tersakiti
  • Yang merasa bertanggung jawab ketika banyaknya kemaksiatan di sekitarnya
  • Yang merasa bersalah ketika orang-orang terdekatnya jatuh dalam kubangan maksiat
  • Yang bersedia lelah meski ujian dihadapan
  • Sudahkah kita memurnikan niat kita?
  • Sudahkah kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap dakwah ini?
  • Sudahkah kita benar-benar menshibghohkan diri kita pada jalan dakwah ini?
Atau hanya sekedar sambilan saja, mengisi waktu luang saja, karena disuruh murobbi saja, atau karena ingin mendapat gelar aktivis saja? atau jangan-jangan kita hanya ghurobah palsu? Aktifis dakwah PALSU!

Ghuroba’u wa li ghairillahi laa nahnil jibaa, Ghuroba’u war tadhainaa haa syi’aran lil hayaa, Inta sal’anna fa inna laa nubaali bithughaa, Nahnu jundullahi dauman darbuna darbul-ubaa, Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhi lil khulud, Fal nujadid wa nunaadhil wa huqaatil min jadiid, Ghurobaa’un hakadzal ahraaru fii dunya-al’abiid, Kam tadzaakarnaa zamaanan yawma kunna su’adaa’, Bi kitaabillahi natlu-hu shabaahan wa masaa’

Ghuroba, kami takkan meletakkan kening kepada selain Alloh, Kami rela ia sebagai syiar bagi kehidupan kami.

Jika engkau bertanya siapa kami?,
Kamilah orang yang tak gentar dengan thagut durjana kamilah tentara Alloh, langkah kami langkah kesatria.

Kami tak peduli dengan belenggu, Terus maju menuju keabadian, Kami terus berjihad dan berjuang dan berperang kembali di jalan-Nya.

Ghuroba itulah orang-orang merdeka ditengah para budak. Betapa sering kami mengingat masa lalu, Disaat umat Islam berbahagia Dengan Kitab Alloh yang selalu dibaca Diwaktu pagi dan dikala senja”

http://hamirmaqda.blogspot.com/
http://kammiburujj.blogspot.com/
 
by: Muh. Hamiruddin S
sekjen KAMMI Buru 

Jumat, 19 Maret 2010

LIDAH


LIDAH
 oleh: Hamiruddin, Muh. S.


“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam” (HR. Bukhori dan Muslim)

Lidah, suatu alat indra yang diberikan oleh  Allah, fungsinya untuk berbicara, yang tentunya berbicara tentang kebenaran dan kebajikan, untuk menyampaikan ketauhidan dan keesaaan Allah serta hubungan dengan manusia. Hubungan dengan manusia disini maksudnya dalam hal lancarnya suatu aktifitas kehidupan.
Nabi selalu berpesan pada umatnya agar hati-hati menjaga lidah. Karena dari lidahlah tumbuh kedengkian, keirian dan dapat mengakibatkan pembunuhan. Rasulullah bersabda :
Tiada satupun dari tubuh, yang tiada mengadu kepada Allah tentang lidah diatas ketajamannya”
                Begitu wanti-wantinya nabi berpesan kepada ummatnya agar menjaga lidah, karena lidah yang tak terjaga lebih tajam dari pisau.
                Abad sekarang disebut abad informasi. Begitu pentingnya informasi sehingga kalau tidak cekatan para penguber berita mencari berita, maka mereka tidak akan siap menghilangkan dahaga masyarakat akan informasi. Yang untuk semuanya itu memakan biaya yang sangat besar. Keadaan ini tentu saja tak luput dari pentingnya peranan lidah.
                Dari mulai kampung, desa, kota, berita begitu cepatnya menyebar lewat lidah juga, baik yang melalui isyu, gosip atau desas-sesus. Tapi terkadang berita atau peristiwa itu akan menjadi lain tak kalah kita bertanya pada orang terakhir yang menerima berita. Begitu banyaknya bumbu-bumbu penyedap yang mengakibatkan berita itu menjadi lain sama sekali.Kejadian ini banyak terjadi bukan hanya ditempat-tempat non formal tetapi juga ditempat-tempat formal, misalnya di sekolah kampus atau bahkan kantor !
                Kita sebagai generasi muda yang selalu konsisten dan mempunyai semangat Islam yang tinggi, tentu akan membuang jauh-jauh sifat-sifat tercela yang akan membawa kemudharatan dan kezaliman. Suatu perbuatan dosa yang terus dipupuk dan dipelihara bersama-sama, betapa kasihannya umat setelah kita yang akan memikul tradisi yang mengakibatkan dosa.
                Hendaknya agar lidah kita terjaga dari tradisi yang berdosa itu, kita berbicara yang baik-baik saja yang mengandung arti dan faedah, dan jangan membicarakan sesuatu yang hanya menyia-nyiakan waktu dan membuat payah bagi dia. Dalam Al Qur’an Allah menegaskan :
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata. “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil:. (28 : 55)
Dalam hal ini ditegaskan juga oleh sebuah hadist nabi sebagai berikut :
“Barang siapa menjaga dari kejahatan qabqabnya (perut), dzabdzabnya (kemaluan) dan laqlaqnya (lidah), niscaya ia akan terjaga dari kejahatan seluruhnya”. (HR. Abu Mansur Ad Dailami dari anas).
                Dari mulai dinilah kita menjaga lidah kita dari gosip, isyu dan perkataan yang akan mengakibatkan dosa. Selain tiga hal tersebut yang disebabkan oleh kejahatan lidah, masih ada beberapa hal yang mengakibatkan penyakit hati dan juga disebabkan oleh lidah.

MENYUMPAH ATAU MENGUTUK

Menyumpah adalah perkataan kasar dan tak senonoh yang ditumpahkan kepada seseorang yang tak berkenan dihati kita. Kejahatan yang dilakukan oleh lisan ini karena kurangnya kendali diri dan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai kendali tentu akan memperhatikan dan berhati-hati dalam berucap. Sabda Nabi sbb :“Jiwa seorang mu’min bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji dan berlidah kotor” (HR. Turmudzi dari Ibnu Mas’ud, dengan isnad shahih)

BERBANTAH-BANTAHAN DAN BERTENGKAR
Berbantah-bantahan dan bertengkar juga menandakan kurangnya iman dan jiwa yang tak tenang. Kejahatan lidah ini apabila dibiarkan terus maka akan terjadi perpecahan, yang mengakibatkan Ukhuwah Islamiah tidak terwujud. Sabda Nabi sbb :“Jangan kamu berbantah-bantahan dengan saudaramu, jangan kamu bersenda gurau dan jangan menjanjikan dengan dia suatu janji, lalu engkau menyalahi janji  itu”. (HR. Turmudzi dan Ibnu Abbas)

PERKATAAN YANG BERLEBIH-LEBIHAN

                Pemborosan tidak hanya uang tetapi ucapanpun dilakukan oleh manusia. Perkataan yang berlebih-lebihan ini adalah perbuatan tercela. Karena mengatakan hal-hal yang tak perlu, terlalu membesar-besarkan yang seharusnya cukup satu patah kata. Kalau kita ulangi dan kita tambahkan ini artinya melebihi dari keperluan. Dan ini artinya kita bersikap boros. Perbuatan boros yang tak terkendali sangat dicela dalam Islam. Lidah apabila banyak memuji, walaupun terkadang benar, ditakutkan  akan diombang-ambingkan oleh syetan, akan kata-kata tambahan yang tak perlu itu. Apalagi kalau kata yang berlebihan itu hanya kebohongan belaka maka sangat berdosalah kita. Nabi Muhammad SAW berdabda :“Berbahagialah orang-orang yang menahan kelebihan dari lidahnya dan membelanjakan kelebihan dari hartanya. (HR. Al Baihaqy, dll)

SENDA GURAU

                Senda gurau dalam hal iniadalah senda gurau yang menjauhkan hati kita kepada Allah, senda gurau yang mengakibatkan kita lupa kepada Allah. Berlebih-lebihan dalam senda gurau akan mempusakai banyak tertawa. Banyak tertawa itu mematikan hati dan mewarisi kedengkian pada sebagian keadaan, menjatuhkan kehebatan diri dan kemuliaan. Hendaknya kita bersenda gurau dengan beroientasi kepada nabi, nabi bersenda gurau untuk mengatakan sesuatu secara benar agar tidak terjadi kesalah pahaman atau mengakibatkan orang lain tersinggung Nabi SAW bersabda :“Sesungguhnya aku bersenda gurau dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar”. (HR. Ibnu Abid Dun-ya dari Abi Hurairah)

JANJI PALSU

                Janji palsu sering kita lakukan karena tidak adanya rasa tanggung jawab akan kata yang sudah kita ucapkan, atau suatu kesanggupan yang kita ucapkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Walaupun kita sanggup  yang kita ucapkan masih dalam tanda tanya asalkan kita senang maka kita dengan seenaknya menyatakan janji untuk melakukannya walaupun hanya kebohongan belaka. Yang demikian itu sebagian dari tanda-tanda orang munafiq. Allah Ta’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang  beriman ! Tepatilah segala janji”. (Al Maidah : 1)
                Hendaklah kalau berjanji ucapkanlah Insya Allah (lihat QS. 18 : 23 – 24) apabila dlam berjanji memang sudah ada keteguhan untuk tidak menepati, maka ini namanya munafiq.

SUKA MENGHINA DAN MENERTAWAKAN

Suka menghina dan menertawakan orang lain adalah tipe orang yang sombong, yang merasa lebih hebat dari orang lain. Yang selalu merasa benar, orang lain selalu salah. Orang-orang seperti ini akan sulit diterima orang lain. Mungkin ketika kita menghina atau mencemooh, orang yang kita hina diam saja. Tapi apakah kita tahu hati orang tersebut? Barangkali ia sakit hati. Tapi karena rasa hormatnya kepada kita maka sakit hatinya hanya disimpan saja.
Akhirnya orang tersebut akan mempunyai penyakit hati disebabkan kesalahan kita. Barangkali tidak mustahil suatu saat, maka meledaklah amarah orang tersebut. Ini juga akan merusak Ukhuwah Islamiah. Kita membiarkan orang lain berdosa karena penyakit tersebut. Dan kita sendiripun menanggung dosa yang barangkali lebih besar dari orang yang kita hina, karena kita telah melakukan dua dosa yaitu menghina dan menertawakan (sombong) serta membiarkan orang lain melakukan dosa (penyakit hati).
Sebagaimana ulama berkata :. “Janganlah engkau berbuat dosa walaupun dalam keadaan terpaksa dan janganlah engkau merangsang orang lain untuk berbuat serupa, sehingga engkau berdosa dua kali “. Jadi menghina dan menertawakan, kedua-duanya diharamkan, seperti firman Allah dalam Al Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah segolongan laki-laki menghina segolongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina itu) lebih baik dari mereka (yang menghina). Dan janganlah perempuan (menghina) golongan perempuan lainnya. Boleh jadi (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina)”. (Al Hujurat : 11)
Mu’adz bin Jabal berkata. Nabi SAW bersabda :
“Barang siapa memalukan saudaranya dengan dosa yang telah ditobatinya, maka ia tidak akan mati sebelum ia mengerjakan dosa itu”.

IFSYAUS SIRRI

                Ifsyaus sirri adalah membuka rahasia, bahaya lidah ini juga akan memecahkan Ukhuwah Islamiah, orang yang suka membuka rahasia adalah tanda-tanda orang munafiq. Membuka rahasia orang lain menandakan bahwa ia seorang yang tidak bisa diberi amanah.
Rasulullah bersabda :“Pembicaraan di antara kamu itu adalah termasuk amanah”. (HR. Ibnu Abid Dun-ya dari Ibnu Syihab, hadist mursal).

DUSTA PADA UCAPAN DAN SUMPAH

Dusta adalah perbuatan lidah yang paling berbahaya apalagi menyebut nama Allah untuk meyakinkan akan dusta yang dilakukannya. Nabi SAW bersabda :              “Amat besarlah khianatnya, bahwa engkau berbicara suatu pembicaraan dengan saudaramu, dimana di membenarkan engkau dan engkau dusta dengan pembicaraan tersebut”. (HR. Bukhari, Thabrani dan lain-lain).
                Do’a Rasulullah SAW agar dihilangkan penyakit lidah untuk berdusta :
                “Ya Allah Tuhanku ! Sucikanlah hatiku dari nifaq, kemaluanku dari zina dan lidahku dari dusta”. (HR. Khatib dari Abu Sa’id, isnadnya Dha’if)
                Itulah bahaya-bahaya dari lidah yang tak terpelihara. Kita sebagai muslim wajib memperbaiki akhlak kita, karena hanya orang-orang sombong yang merasa tidak pernah berdosa, dan sedikitlah kesungguhan untuk beribadah. Sedangkan orang-orang yang sholeh ialah orang yang merasa dirinya serba kekurangan, dan selalu memperbaiki dirinya dan memperbaiki orang lain dalam hal kebenaran. Semoga kita termasuik orang-orang yang beruntung, Amiiiiin.

10 Risalah yang dituntut dari PEMUDA ISLAM

• Keutamaan Majlis Ilmu & Dzikir
1. Dibuatkan jalan menuju surga bagi yang menempuhnya
2. Dinauangi sayap Malaikat sampai ke langit dunia
3. Dikelilingi Malaikat
4. Dibanggakan Allah terhadap Malaikat
5. Diliputi rahmat dan ketenangan (Sakinah)

• Peranan Pemuda dalam Al Qur’an :
1. Kisah Ashabul Kahfi (18 : 19-22)
2. Kisah Pemuda Ibrahim (21:60 & 69, 2 : 259)
3. Kisah Pemuda yang dibunuh Ashabul Uhdud (Tafsir surat Al Buruj)
4. Para Assabiqunal awwaluun
5. Pentingnya Masa Muda

Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima
1. Masa mudamu sebelum masa tua
2. Masa sehatmu sebelum masa sakitmu
3. Masa kayamu sebelum masa miskinmu
4. Masa luangmu sebelum masa sibukmu
5. Masa hidupmu sebelum masa matimu” ( HR Al Baihaqi)

• 10 Risalah yang dituntut dari PEMUDA ISLAM
1. Memahami Islam
2. Mengimani segenap ajaran Islam
3. Mengamalkan dan menda’wahkan Islam
4. Berjihad di jalan Islam
5. Shabar dan Istoqomah di jalan Islam
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi Islam
8. Optimis terhadap masa depan Islam
9. Instropeksi diri (Muhasabah) terhadap segala aktifitas yang sudah dilakukan
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam

Oleh: Hamiruddin, Muh. S. (SekJen KAMMI Daerah Buru)

Kamis, 18 Maret 2010

Serba Serbi KAMMI Burujj
















Aksi, Hari Anti Korupsi 09 Desember 2009












PERNYATAAN SIKAP KAMMI PUSAT









03 March 2010

PERNYATAAN SIKAP KAMMI PUSAT : Polisi Brutal dan Anarkis, Nodai Demokrasi !

Mengecam keras kebrutalan pihak kepolisian dalam menangani Demonstran!Kapolri harus bertanggungjawab terhadap kekerasan pihak kepolisian!

Dengan ini Pimpinan KAMMI Pusat ingin menyampaikan ungkapan kekecewaan terhadap aparat kepolisian yang sangat brutal dan tidak bertanggung jawab terhadap massa aksi KAMMI. Berikut kami sampaikan kronologinya:

Massa KAMMI ada di depan gerbang DPR RI, Jalan Gatot Subroto Jakarta, sejak pukul 10.00 WIB, melakukan aksi dengan damai. Orasi dan yel-yel, disela dengan shalat dan istirahat. Pukul 16.45, massa KAMMI tetap tenang, duduk berjongkok ada di tengah massa dari elemen lain. Posisi massa masih di depan gerbang, dibelakang kawat berduri. Tiba-tiba dari arah depan pintu gerbang sisi kiri, barisan polisi merangsek maju menyerang massa. Ada lemparan batu dari arah polisi, diserta tembakan peluru karet.

Massa aksi selain KAMMI berhamburan lari ke arah barat pintu gerbang. Massa KAMMI dikomando untuk tetap ada di tempat—karena KAMMI merasa tidak melakukan provokasi. "KAMMI tetap di tempat dan tidak akan melawan." Tapi, karena tetap di tempat, massa KAMMI yang santun, mendapat provokasi. Polisi makin brutal dan anarkis, mereka memukuli demonstran KAMMI. Bukan hanya memukuli, polisi juga menembakkan peluru karet untuk menghalau massa.

Akibat tindakan brutal polisi itu, empat massa dari KAMMI mendapat luka berdarah yang parah. Mereka adalah Hilman dari KAMMI Sumedang, Mukhtar dari KAMMI UNJ, Ari dari sumedang dan Mulki dari KAMMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mereka berdarah di bagian hidung dan kepala. Termasuk satu orang terkena peluru karet, yaitu Agung Andri, Ketua Pengurus KAMMI Pusat bidang Media dan Kajian Strategis. Akibat peluru karet, mata kanannya tidak bisa melihat dan kacamata pecah.

Massa kammi berangsur mundur ke arah masjid TVRI. Saat ini massa berkumpul di sana menunaikan sholat. Beberapa yang terluka diantar ke rumah sakit. Saat ini korban anarkisme oknum kepolisian tersebut sedang dirawat di RS Aini Kuningan, Jakarta.

Maka dari itu, kami dari Pengurus Pusat KAMMI menyatakan sikap:

Mengecam keras tindakan brutal dengan menggunakan kekerasan yang ditunjukkan oleh aparat kepolisian dalam mengawal demonstran.

2) Menuntut seluruh aparat kepolisian untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengayomi dan melindungi hak-hak rakyat di seluruh Indonesia.

3) Mendesak Kapolri dan jajaran pejabat kepolisian lainnya untuk bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan kekerasan yang ditunjukkan oleh aparatnya kepada Mahasiswa.

4) Kepada seluruh elemen gerakan mahasiswa untuk bersatu, demi menegakkan kebenaran dan keadilan untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Jakarta, 03 Maret 2010

ttd,

Rijalul Imam, S.Hum, M.Si.

Ketua Umum KAMMI Pusat

Alamat Sekretariat KAMMI PUSAT:

Jl. Gugus Depan No. 2 Rt. 03 Rw. 02 Palmerian Kec. Matraman, Jakarta Timur Kode Pos: 13140

website: www.kammi.or.id

Contact Person: Edo Segara (081392078303), Amin Sudarsono (081328193554)

Powered By Blogger

Pencarian